ATURAN BERTEMAN DALAM ISLAM - NOMOR 2 DILARANG
Dalam hidup pastilah memiliki teman atau kawan. Tidak mungkin kita hidup sendirian tanpa membutuhkan teman. Itu sebab kita adalah makhluk sosial yang niscaya membutuhkan uluran tangan orang lain.
Islam mengajarkan cara bergaul yang baik melalui pribadi Nabi Muhammad Saw. Beliau adalah sosok yang banyak memiliki sahabat. Dalam bergaul, Nabi adalah sosok penyayang kepada para sahabatnya.
Baca Juga:
Selain sosoknya yang penyayang, Nabi dikenal sebagai pribadi yang tidak pernah mengolok-olok sesama sahabatnya. Demikian itu sebab dilarang dalam Al-Qur'an.
Al-Qur'an memberikan panduan tentang adab dalam bergaul, di antaranya sebagai berikut:
Pertama
QS. Al-Hujurat: 10
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."
Ayat ini memberi pelajaran bahwa dalam bergaul hendaknya kita bisa menjadi orang yang damai dan mendamaikan. Tidak sampai berselisih dengan siapapun. Dan itulah memang yang diajarkan oleh Rasulullah.
Kedua
QS. Al-Hujurat: 12
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang
Ayat ini memberi pesan bahwa dalam bergaul harus menjauhi sikap buruk sangka dan gosip. Kedua sifat itu harus dijauhi agar terhindari dari pergaulan yang tidak baik.
Ketiga
QS. Al-Hujurat: 13
Wahai manusia, Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."
Secara eksplisit memberi pesan untuk menjalin harmonisasi dalam berteman. Harmoni menjadi senjata bagi tumbuhnya pertemanan yang diridhai oleh Allah Swt.
Na Rahman - Setyani
